Father-Son Convo in Lukisan Hujan


blog sittakarina Father-Son Convo in Lukisan Hujan

“When you teach your son, you teach your son’s son.”

Sejak pertama kali Lukisan Hujan diterbitkan, banyak yang bertanya-tanya: kok bisa sih Diaz Hanafiah se-gentleman itu?

Proses pendewasaan Diaz ternyata cukup panjang dan melibatkan salah satu sosok paling berpengaruh dalam hidupnya, yakni ayah Diaz sendiri.

Kini, dalam Lukisan Hujan edisi baru akan ada beberapa adegan ayah-anak dengan percakapan mendalam antara keduanya.

Semua itulah yang menjadikan seperti apa Diaz sekarang.

So here it goes!

Semoga kalian suka dengan petikan adegan baru di Lukisan Hujan ini:

 

“Dari nominalnya tiap kali pergi dining, sepertinya ini makan berdua ya? Dengan Sisy, kalau boleh Ayah tebak. Begini, Nak, Ayah rasa…”

“Bukan Sisy.”

“Oh.” Ayah mendeham satu kali, menunda perkataan yang telah tertata di benaknya.  Di sebelah, Diaz masih menghindari tatapan matanya.

“Namanya Mirelle.” Diaz tahu, sekarang dan nanti ia selalu bisa bercerita apa saja ke ayahnya. Termasuk hal bodoh yang belakangan ia lakukan. “Mirelle Stockton.”

Alis Ayah spontan terangkat. “Putrinya Baron von Cheltenham?”

blog sittakarina - Father-Son Convo in Lukisan Hujan 2

Pandangan Diaz berpindah ke depan, ke pagar rumah yang masih tertutup rapat. “Pastilah Ayah tahu dia. Semua Hanafiah tentunya tahu.”

“Kamu suka dia?” Ayah terlihat tertarik.

“Nggak tau,” Diaz menjawab apa adanya. “Yang jelas dia… keren. Seorang Hanafiah ya cocok dengan perempuan seperti itu.”

“Wow…” Ayah tampak kehabisan kata, takjub juga heran. “Kata siapa, Yaz?”

“Keluarga besar kita terpandang, Yah,” tukas Diaz, tampak terganggu dengan kenyataan itu, juga gemas dengan sikap Ayah yang menganggap seolah-seolah ini bukan perkara besar. “Orang-orang menaruh harapan tinggi; seorang Hanafiah harusnya biasa makan di Northwood—atau bahkan Potters Bar yang dianggap resto junk food oleh Mirelle. Padahal, kenyataannya aku nggak begitu. Keluarga kita nggak begitu. Ayah selalu ngajarin hidup secukupnya.”

 

Selain itu, peristiwa lain yang membuat Diaz jadi lebih bijak memandang hidup adalah sesuatu yang pernah terjadi antara dirinya dan Anggia di Hotel Mulia.

Sakit hati tak hanya menorehkan luka, tapi nyatanya mampu menjadikan hati lebih kuat lagi.

Lukisan Hujan kini sudah tersedia di toko buku retail maupun online.

Ingin dapatkan buku ini dengan diskon 35%? Langsung beli di Lentera Hati Store sebelum stoknya habis! 😉

 

*) Feature image via Hubpages



Leave a Comment

  • (will not be published)


6 Responses

  1. cornelia

    ka,aku mau beli semua buku edisi hanafiah, apa masih ada stock?

    Reply
  2. mbak sitta, saya sungguh menanti-nanti rilis nya kembali novel-novel mbak sitta. saya dari SMP hingga kini kuliah sangat menyukai novel mbak sitta yang menginspirasi dan membuat saya berimajinasi luas. bahkan kini saya selalu membawa kemana saja novel novel mbak sitta untuk dibaca di mana saja. keep writing ya mbak, semangat untuk rilis novelnya!

    Reply